Berbagai reaksi muncul
dan menjadi diskusi yang menarik dalam sebuah forum seminar atau kegiatan yang
terkait dengan implementasi cloud
computing. Penulis coba kutip beberapa di antaranya:
- Bagaimana sebuah perusahaan memindahkan solusi dari server center internalnya ke awan.
- Bagaimana nasib tim dukungan TI (IT Support) internal perusahaan apabila nantinya semua solusi aplikasi diletakkan di awan.
- Bagaimana pengamanan kerahasiaan data perusahaan dan apa tanggung jawab penyedia solusi terhadap keamanan data perusahaan.
Tiga pertanyaan umum
tersebut yang akan dikaji menjadi tiga tips
yang akan dibahas pada artikel ini. Harapannya, tiga rekomendasi yang dijelaskan akan membantu organisasi Anda
terkait dengan penerapan cloud computing
yang sesuai akan mengarahkan organisasi ke arah penerapan TI yang lebih
sederhana.
Tips 1, on premise tetap harus ada.
Cloud computing memang merupakan solusi yang sempurna dari
segi infrastruktur, tapi harus diingat bahwa kesempurnaanya itu hanya ada selama
organisasi dapat berkomunikasi dengan kanal cloud
computing yang digunakan perusahaan. Pada saat akses internet terputus,
tentu tidak mungkin semua bisnis organisasi Anda juga ikut terputus.
Saran yang baik adalah
dengan tetap menyediakan solusi on premise
untuk solusi yang memang bersifat kritis. Dengan kata lain, ini berlaku untuk
aplikasi-aplikasi dengan jenis “critical
mission application”. Beberapa tips mudah untuk mengetahui kriteria
aplikasi penting organisasi adalah sebagai berikut.
- Bisnis organisasi menjadi tidak efektif pada saat aplikasi tersebut tidak tersedia.
- Aplikasi yang digunakan menyangkut banyak pelanggan dengan kualitas layanan yang sudah disepakati dengan pelanggan.
- Aplikasi yang digunakan dijalankan di dalam organisasi dan membutuhkan penggunaan yang efisien..
Pertanyaan umum yang
muncul adalah bagaimana solusi terbaik dari pemindahan solusi on premise ke cloud computing yang disebabkan karena ketidakmampuan solusi on premise dalam menyediakan
reliabilitas? Pada kondisi ini, yang terbaik adalah tetap menyediakan solusi
cadangan di sisi on premise. Bagi
organisasi, masalah kemutakhiran data dan keterbaharuan aplikasi tidak perlu
dikhawatirkan. Pasalnya, sudah adanya feature
Virtual Network dan Internet Service Bus (ISB) yang akan membantu mewujudkan
model yang diinginkan.
- ISB diperkenalkan sebagai suatu kanal yang membantu komunikasi dan pertukaran pesan antara solusi cloud computing dengan solusi on premise.
- Virtual Network diperkenalkan sebagai suatu jaringan berbasis alamat IP yang dapat mengintegrasikan solusi on premise dengan solusi cloud computing.
Secara sederhana tip ini
menekankan bahwa solusi on premise
pada sesuatu yang krisis mutlak ada, kecuali jika ada jaminan bahwa komunikasi
antara cloud dengan perusahaan
pengguna akan selalu tersedia.
Tips 2, tim IT tetap ada dan memfokuskan diri
pada bussiness value organisasi.
Solusi cloud computing tidak bermaksud untuk
menghilangkan peran tim IT (IT support)
yang umumnya membantu mengatasi permasalahan infrastruktur sistem. Dengan
adanya solusi cloud computing peran
IT Support menjadi lebih strategis
karena dapat lebih memfokuskan diri pada solusi TI yang memberi nilai bisnis.
Secara teknis peran IT support
pasca-implementasi cloud computing
adalah
- Merencanakan integrasi antara solusi on-premise dan cloud computing.
- Memonitor proses dan juga kualitas layanan (quality of service / QoS) solusi cloud computing serta memberi rekomendasi objektif terhadap kebutuhan atas cloud computing.
- Mengefisienkan solusi on premise yang terdapat di perusahaan.
Salah satu manfaat cloud computing adalah solusi yang
bersifat otomatis dan elastis dari sisi sumber daya. Dengan kata lain,
sebenarnya selain dua hal di atas, tim teknis TI berada dalam posisi “peace of mind”. Namun demikian, saran
terbaik adalah melakukan peningkatan efesiensi dari sisi on premise. Solusi yang menarik adalah dengang menggunakan
serangkaian perkakas (tools) yang
dapat mengelola solusi on premise
secara efisien.Salah satu contoh yang dapat dicoba adalah menggunakan System
Center Essentials. Ini merupakan sebuah solusi yang membantu tim dukungan
teknis TI (IT support) untuk dapat
memantau solusi kesehatan server on
premise dan client dalam satu
layar.
Tips 3, Simpan data penting perusahaan di
solusi on premise.
Seluruh insinyur yang
terbaik akan mengelolan solusi cloud computing
sebagai solusi yang tangguh. Namun demikian, tidak ada yang menjamin bahwa
sebuah solusi akan aman 100%. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa perusahaan
besar sekalipundapat mengalami kebocoran data. Walaupun secara sederhana dapat
dikatakan bahwa solusi cloud computing
boleh jadi lebih aman dibandingkan solusi on
premise, tidak ada salahnya menyiapkan payung sebelum hujan.
Hal pertama yang harus
dilakukan adalah membaca SLA (Service
Level Agreement) terkait dengan keamanan data. Hal lain yang dilakukan
setelah itu adalah memutuskan apakah.
- Data penting akan diletakkan di cloud computing. Hal ini pada umumnya dilakukan apabila terdapat kekurangan di sisi on premis. Sebagai contoh terdapat kemungkinan bagi beberapa UKM yang tidak memiliki infrastruktur untuk menyimpan data penting di cloud computing dan melakukan penyimpanan manual di komputer client.
- Data penting akan diletakkan di solusi on premise. Hal ini pada umumnya terjadi apabila perusahaan yakin bahwa data dapat disimpan lebih aman di solusi on premise. Beberapa perusahaan yang memiliki data pelanggan yang cukup penting disarankan menggunakan model ini.
- Data penting disimpan di dua tempat. Hal ini pada umumnya dilakukan oleh perusahaan dengan kanal bisnis yang sangat tergantung kepada solusi TI. Sebagai contoh, apabila perusahaan Anda menggunakan kanal e-commerce, solusi ini cukup menarik karena beberapa data tertentu di cloud computing akan lebih cepat diakses. Bahkan, beberapa organisasi akan cukup cerdas menyiasati hal ingin dengan menyimpan data seperti nomor rekening atau nomor kontak secara on premise, sedangkan sisanya ditaruh di cloud computing.
Secara teknis opsi-opsi
diatas dapat dilakukan pada solusi cloud
computing seperti SQL Azure. SQL Azure mendukung model sinkronisasi
(menggunakan teknologi sync framework)
yang sudah cukup mumpuni dalam
menangani sinkronisasi data cloud
computing dan on premise. Apabila
solusi on premise yang digunakan
adalah SQL Server 2008, integrasi yang otomatis dapat dinikmati karena
fasilitas Integration Services pada SQL Server 2008 dapat berintegrasi dengan
SQL Azure di atas komputasi awan.
Kesimpulan.
Artikel ini menjelaskan
tiga tips sederhana bagaimana membuat
TI menjadi lebih sederhana dalam era komputasi awan yang tengah
digencar-gencarkan. Pilihan memang tetap di tangan perusahaan, namun analisis
dan evaluasi menjadi hal yang mutlak dalam menghasilkan performa bisnis yang
lebih baik, dengan bantuan infrastruktur dan perangkat bantu yang mencukupi
kebutuhan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar