Selasa, 30 Oktober 2012

Tips Beralih ke Awan

Cloud computing bak secercah harapan nan cerah bagi usaha kecil menengah (UKM) yang mendambakan infrastruktur TI sekelas enterprise.

Di sisi keamanan data dan keandalan sistem, cloud pun menjadi sebuah jawaban bagi UKM. Apalagi jika melihat perangkat UKM yang umumnya berupa PC yang sudah menua dan data yang hampir tak pernah di-backcup. Meskipun begitu, jangan pernah pula berasumsi bahwa cloud adalah tempat teraman dan sistem terandal. Sebaiknya pebisnis UKM menelaah sepuluh rekomendasi Cloud Security Alliance (CSA) berikut agar dapat menikmati layanan awan yang aman. CSA adalah asosiasi industri yang khusus didirikan untuk mempromosikan keamanan di cloud.

1.  Kenali dan perhitungkan nilai aset
Setiap UKM yang berniat menggunakan jasa cloud sebaiknya menelaah dengan cermat aset berikut nilainya, terutama aset yang akan dialihkan ke cloud. Selain PC, server, storage dan sebagainya, aset juga mencakup aplikasi, semisal CRM, accounting, sistem operasi; dan data/informasi personal klien.



Langkah berikutnya adalah memperhitung-kan nilai aset tersebut. Pertimbangkan berapa besar value atau nilai aset tersebut bagi perusahaan, Dengan mengenal dan memahami nilai aset, UKM akan lebih mudah menentukan tingkat keamanan yang dibutuhkan untuk menjaga aset tersebut.

2.  Perhitungkan kewajiban
Kecemasan yang sering diutarakan pengguna cloud adalah sistem diterobos dan data dicuri. Bukan masalah jika data yang hilang atau dicuri sebatas milik kantor. Namun isu tanggung jawab harus diperhitungkan ketika informasi atau data klien/customer yang disikat pencuri. Pasalnya, bukan si provider-lah yang dimintai tanggung jawab tetapi UKM sebagai pemilik data klien.

3.  Pahami syarat-syarat kepatuhan (compliance)
Untuk beberapa sektor industri, pemerintah bersikap tegas dalam hal pengelolaan data elektronik. Misalnya, di industri perbankan dan keuangan, pemerintah berbagai negara melarang bank menyimpan dan mengelola data nasabah di luar wilayah negara yang bersangkutan.

Dalam sektor-sektor industri semacam ini, jumlah dan jenis kontrol keamanan umumnya sangat jelas didefinisikan dan diatur oleh regulasi. Jadi, bagi UKM yang bergerak di sektor-sektor seperti ini hendaknya membuat daftar tentang regulasi kemanan data berikut syarat-syaratnya.

4.  Tentukan toleransi risiko
Beranikah menganggung risiko? Berapa besar kemampuan Anda menanggung risiko, jika melihat kewajiban, regulasi, dan pentingnya aset bagi perusahaan? Bukan hanya soal keberanian dan kemampuan, tetapi juga biaya untuk memastikan keamanan data. Makin ketat keamanan yang Anda inginkan dari cloud provider, makin mahal pula layanan yang akan dilanggani. Saran CSA adalah jangan tergiur solusi cloud berbiaya murah.

5.  Cari tahu proses di sisi cloud provider
Pelajari penawaran dari para provider, terutama rincian bagaimana layanan cloud itu disajikan ke klien (yaitu Anda), di mana dan bagaimana data diletakkan, atau dipindahkan, kontrol sekuriti apa yang diberlakukan provider secara default, dan maukah serta mampukah provider menyediakan solusi sekuriti sesuai permintaan Anda?

Tanyakan kepada provider, jenis dan tingkat pengamanan enkripsi yang ditawarkan; bagaimana persiapan provider untuk business continuity. Saran CSA: UKM harus memetakan segala sesuatunya sejak awal, karena membuat perubahan di tengah jalan justru makin membuatnya rumit dan mahal

6.  Tanyakan sertifikat Security dan Reliability
Ini langkah memintas jalan uji ketuntasan terhadap kontrol keamanan yang ditawarkan provider. Tanyakan berbagai sertifikat yang mungkin mereka miliki atau Anda bisa menyelidikinya di situs web si provider. Contoh sertifikat: dari CSA ada program sertifikasi di bawah Trusted Cloud Initiative, atau yang lebih umum ISO27001 Information Security Standards.

7.  Cantumkan kontrol keamanan secara eksplisit di dalam kontrak
Pelajari dengan cermat apa yang tertulis dalam kontrak, terutama pasal-pasal yang menyangkut keamanan. Jika provider bersikap luwes dan mau bernegosiasi, tetapkan dalam kontrak jenis dan tingkat enkripsi yang Anda inginkan, termasuk cara-cara mencegah data hilang, misalnya menggunakan redundant storage.

8.  Negosiasikan SLA dan strategi exit
Sekuriti di cloud bukan hanya soal proteksi data tetapi juga tentang kontinuitas bisnis. Jadi pastikan Service Level Agreement (SLA) yang disepakati mencakup presentase uptime dan time to response saat ada masalah. SLA juga mencantumkan penalti finansial jika provider gagal memenuhi SLA yang telah disepakati. Pastikan Anda tetap dapat berpindah ke layanan milik provider lain dengan mudah dan aman.

9.  Siapkan langkah pengamanan offline
Misalnya dengan menyiapkan backup data di cloud secara offline atau mempertahankan hak kontrol terhadap kunci enkripsi.

10.Baca panduan dari Cloud Security Alliance
CSA telah menyiapkan dokumen lengkap mengenai due dilligence terkait memindahkan data dan aplikasi ke cloud dengan aman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar